Visi

Terwujudnya akhlak mulia dan semangat berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi internasional dan seni budaya menuju sekolah unggul yang berwawasan internasional.

Indikator Visi

1. Tertingkatnya akhlak bagi siswa. 2. Tertingkatnya prestasi siswa pada bidang sains, teknik, komunikasi intenasional dan seni. 3. Tertingkatnya status sekolah menjadi sekolah bertaraf internasional.

SMA Negeri 2 Kotaagung

Melaksanakan pendidikan, pembelajaran, dan pelayanan yang optimal sehingga terbentuk insan yang berprestasi dalam segala bidang.

SMA Negeri 2 Kotaagung

Membudayakan perilaku santun, jujur, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Foto Bersama jajaran Staff Guru SMA Negeri 2 Kotaagung

Fto Kenangan Bersama Bp. Heru Suprapto

Rabu, 20 Maret 2013

Cek Kepemilikan NIP Pegawai Negeri Sipil

Format NIP Baru [8 digit tanggal lahir][6 digit tahun bulan pengangkatan][1 digit jenis kelamin][3 digit nomor urut].NIP baru merupakan ide dari Badan Pusat Statistika (BPS) sebagai antisipasi semakin banyaknya instansi pemerintah yang tercermin di 2 digit angka awal NIP lama.

Keuntungan dari penerapan NIP baru ini adalah untuk mengetahui umur PNS tersebut apakah sudah mendekati Batas Usia Pensiun (BUP) atau belum. NIP Baru ini tidak melihatkan dari mana instansi PNS itu berasal karena terkadang PNS sudah pindah dari instansi yang tertera di NIP lamanya.

Untuk mengetahui nama pemilik dari sebuah NIP dan beberapa informasinya dapat dilihat di website bkn.go.id.
Klik disini untuk memastikan NIP anda telah benar

Minggu, 17 Maret 2013

Rahasia Sukses Orang Jepang



kita perlu belajar nih, yang positif dari Bangsa Jepang. Anda berminat untuk sukses ? Pelajari Rahasia Sukses Orang Jepang.

1. Kerja Keras

bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di Negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

2. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda
dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meijiishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hamper tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi
 tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini

7. Budaya Baca

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Mendikbud Luncurkan Seleksi Bersama Masuk PTN 2013

Jakarta -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh meluncurkan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Tahun 2013 di Kemdikbud, Jakarta, Jumat (16/3/2013). Kegiatan seleksi dilaksanakan serentak di 62 PTN di Indonesia termasuk IAIN Walisongo Semarang yang mulai bergabung pada tahun ini.
Ketua Panitia SBMPTN 2013 Akhmaloka mengatakan, SBMPTN merupakan mekanisme seleksi masuk PTN selain SNMPTN, yang dilakukan melalui ujian tertulis dan atau keterampilan.  Seleksi  ditujukan bagi siswa lulusan SMA sederajat tahun 2013 yang tidak lolos melalui jalur undangan  pada SNMPTN. “Kesempatan ini juga ditujukan bagi siswa yang lulus UN pada tahun 2011 dan 2012,” katanya.
Akhmaloka menjelaskan, biaya seleksi peserta SBMPTN ujian tertulis untuk kelompok ujian Saintek atau Soshum sebesar Rp 175.000,00, sedangkan untuk kelompok ujian Campuran sebesar Rp 200.000,00. Sementara biaya seleksi untuk ujian keterampilan sebesar Rp 150.000,00 per jenis ujian keterampilan.
”Biaya seleksi dibayarkan ke Bank Mandiri. Jika dalam suatu daerah tidak ada kantor pelayanan Bank Mandiri, maka biaya seleksi dapat dibayarkan melalui Kantor Pos setempat atau ATM Bersama,” katanya.
Adapun masa pembayaran biaya seleksi mulai 10 Mei-4 Juni 2013. Pendaftaran secara online melalui laman sbmptn.or.id mulai 13 Mei 2013 pukul 08.00 WIB s.d. 7 Juni 2013 pukul 22.00 WIB. Ujian tertulis akan dilaksanakan pada 18-19 Juni 2013. Adapun ujian ketrampilan pada 20 dan atau 21 Juni 2013. Pengumuman hasil seleksi akan dilakukan tanggal 12 Juli 2013.
Akhmaloka menyampaikan, SBMPTN 2013 menerapkan pola baru. Peserta, kata dia, dapat memilih tiga program studi di masing-masing kelompok ujian. Berbeda dengan tahun lalu peserta hanya dapat memilih tiga prodi untuk kelompok ujian campuran.
Seperti sudah berjalan empat tahun terakhir, khusus untuk siswa dari keluarga dengan kemampuan ekonomi terbatas namun memiliki potensi akademik memadai dapat mengikuti seleksi. Bantuan biaya pendidikan disediakan oleh pemerintah melalui program beasiswa Bidikmisi. Siswa tetap dapat mengikuti seleksi di semua jalur penerimaan yang diselenggarakan tanpa dibebani pendaftaran. (JR)

Senin, 11 Maret 2013

Mengatur Penggunaan Waktu

Mengatur Penggunaan Waktu
clock
Pernahkah mendengar Standford Experiment Marshmallow ? Eksperimen ini dilakukan oleh Prof. Walter Mischell dari Universitas Stanford pada tahun 1972. Ia menggunakan sekelompok anak berusia empat tahun-an. Masing-masing anak diberi marshmallow yang siap dimakan. Namun, sang professor berjanji akan memberi marshmallow yang lebih banyak jika bisa menahan untuk tidak makan marshmallow ketika sang professor datang lagi dua puluh menit kemudian. Setelah ditinggal oleh sang professor, beberapa anak berhasil menahan untuk tidak memakan marshmallow yang disediakan, namun ada juga anak yang tidak tahan dengan godaan kelezatan marshmallow. Anak yang berhasil tidak memakan marshmallow dan menunda kesenangannya mendapatkan marshmallow yang lebih banyak. Sebaliknya anak yang tidak tahan untuk “bersenang-senang”, hanya mendapatkan kesenangan sesaat itu saja tanpa ada kesenangan yang berlebih.
            Eksperimen tidak hanya berhenti sampai di sini. Menjelang remaja, peserta eksepermine itu dipantau hasil ujian di sekolahnya. Hasilnya mengejutkan. Siswa yang bisa menunda kesenangan mempunyai kepribadian yang lebih baik, emosi yang lebih stabil, dan hasil ujian di sekolah jauh lebih baik dibandingkan anak yang hanya memikirkan kesenangan sesaat.
            Ekseperimen yang juga dikenal sebagai Delayed Gratification Experiment ini bisa memberi banyak pelajaran pada siswa. Salah satunya adalah pelajaran “tunda kesenangan sekarang karena esok akan mendapatkan Ilustrasikesenangan yang lebih besar”. Bagi siswa, terutama yang sekarang duduk di kelas XII, tentu sudah punya keinginan besar untuk menduduki salah satu bangku perguruan tinggi lewat SNMPTN. Salah satu tantangan terbesar adalah mengatur waktu agar siswa bisa memanfaatkan  waktu dengan baik. Jika tidak baik pengaturannya, penyesalan yang akan didapat dan sesal hanya ada di akhir cerita. Banyak godaan yang harus dihadapi selama mempersiapkan SNMPTN. Bermain-main yang tidak perlu, chatting sesama temanyang memakan waktu, ber-social-networking yang kadang melupakan waktu. Namun, pelajaran dari sang professor di atas sudah jelas. Tundalah kesenangan itu, karena jika bisa menunda kesenangan yang tidak perlu, kesenangan yang lebih besar akan menanti para siswa semuanya. (AH)

sumber :  http://www.ganesha-operation.com

INFORMASI SNMPTN 2013

Seleksi masuk PTN 2013 terbagi menjadi 3 jalur, yaitu SNMPTN (Jalur Undangan), Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), dan Ujian Mandiri.
SNMPTN merupakan seleksi berdasarkan nilai rapor dan prestasi lainnya selama pendaftar menempuh pendidikan di SMA atau yang sederajat. Ada pun tahap pelaksanaan SNMPTN adalah sebagai berikut:
     a.     Pendaftaran   : 1 Februari – 8 Maret 2013.
     b.     Pengumuman: 28 Mei 2013. 
     c.     Pendaftaran ulang: 11-12 Juni 2013.
SBMPTN merupakan seleksi yang dilakukan lewat ujian tulis dan dilakukan secara nasional secara bersama-sama. Pelaksanaan SBMPTN diprediksi tanggal 11-12 Juni 2013.
Ujian Mandiri dilaksanakan secara mandiri oleh masing-masing PTN.

Emosi positif sebagai motor perubahan

Perubahan dalam organisasi sudah jamak dibicarakan. Demi keberlangsungan dan pertumbuhannya, organisasi dituntut untuk melakukan berbagai perubahan. Bahkan seringkali pilihannya adalah yang bersifat transformatif, perubahan yang bersifat fundamental. Yang belum banyak yang dibicarakan adalah, seperti apa peran emosi positif dalam proses perubahan ini. Artikel ini membahas bagaimana emosi positif berperan dalam interaksi positif karyawan. Interaksi ini menjadi kunci penting perubahan transformatif, karena mengubah sudut pandang, pemahaman, dan penginterpretasian karyawan. Tiga hal ini mutlak untuk satu perubahan transformatif.
Sudut pandang, pemahaman dan penginterpretasian baru dibutuhkan karena perubahan transformasional bukan sekadar memperbaiki yang sudah berjalan. Tapi, merupakan upaya sengaja dan kontinu dalam menciptakan pengorganisasian baru. Makanya perubahan ini tidak bisa dilakukan dengan bombardir perintah dari para pemimpin organisasi. Karena bersifat generatif, maka ia harus dibangun dari tujuan dan makna baru organisasi yang didukung oleh karyawan. Sisi positif dan aspek kekuatan karyawan dan organisasi harus jadi landasan tujuan dan makna baru ini. Di sinilah emosi positif memainkan perannya.
Emosi positif akan menghadirkan iklim positif di organisasi yang pada saatnya memperluas dan membangun kekuatan hubungan antar karyawan. Dengan kondisi ini, kapasitas individu sekaligus organisasi secara kolektif menjadi meningkat. Konsep efek broaden and build dari teori emosi positif, jadi relevan menjelaskan upaya penciptaan iklim positif ini.
Efek broaden akan mendorong karyawan menjadi lebih inklusif dan saling memberdayakan. Perbedaan antara “aku” dan “orang lain” menjadi blur. Karyawan akan lebih fleksibel dalam saling bantu dan respect. Mereka terdorong untuk berbagi hal-hal positif yang memudahkan pengidentifikasian sesuatu yang baru dan bernilai bagi organisasi. Mereka berkolaborasi menggarisbawahi hal baru yang menguatkan organisasi, disamping mencatat masalah-masalah dan gejala disfungsional yang ada. Hal baru yang inovatif tadi, bisa muncul karena emosi positif membuka wawasan penemuan dan interaksi yang terjadi akan menstimulasi gagasan yahud. Metode, cara kerja yang tak biasa tapi manjur bisa muncul. Yang tak kalah penting pula, hubungan positif yang tercipta pada saatnya akan berkontribusi pada harapan, optimisme, dan resiliensi karyawan menghadapi kendala-kendala saat mengusahakan penguatan tadi/menjalankan tadi. Ketika inilah efek build dari emosi positif bekerja.
Build effect bekerja dalam membangun kapasitas individu dan hubungan sosial. Kapasitas dan hubungan ini, selama emosi positif tadi memancar, akan terus bertambah dan berfungsi optimal. Suasana saling apresiatif yang sudah tercipta akan membuat para karyawan semakin tertarik untuk bekerja sama dan menstimulasi keinginan mencapai tujuan bersama tadi. Pengalaman positif masing-masing individu akan berakumulasi menambah rasa saling percaya dan akhirnya memadukan kekuatan organisasi..
Bila efek broaden dan build ini sudah hadir, bisa dibayangkan, potensi untuk menjalankan dan sukses dengan perubahan transformasional menjadi besar sekali. Sisi unggul organisasi akan menyeruak dari setiap bagian, kelompok atau unit. Walaupun upaya perubahan ini belum tentu mudah atau lancar, emosi positif dan efek yang menyertainya akan membukakan jalan dan memuluskan keberhasilannya.

sumber : http://taufiqamir.blogspot.com

PENTINGNYA MENGENALI BAKAT, POTENSI DAN PENDIDIKAN ANAK UNTUK MERAIH PRESTASI PUNCAK

Di Tulis Oleh : Drs. H. Kalis Purwanto, MM.
I. Pendahuluan

Berbicara pendidikan adalah berbicara tentang masa depan. Berbicara anak adalah berbicara tentang penerus sejarah. Berbicara pendidikan anak adalah berbicara tentang proses pembuatan sejarah. Setiap orang ingin menulis sejarah dan meninggalkan sejarah baiknya. Begitulah kata-kata orang bijak yang sering kita dengar. Ada lagi suara orang tua; Anakku adalah buah hati belahan jantung penerus cerita penyambung sejarah. Ia bagaikan mutiara yang kusimpan dalam kantung beludru, kantungnya dalam kotak terkunci, kotaknya dalam almari, almarinya terkunci, almarinya dalam kamar, kamarnya terkunci. Begitu seterusnya yang intinya menggambarkan bahwa anak adalah mutiara yang paling berharga dan perlu penjagaan yang teramat ketat.
Sisi yang lain setiap orang tua selalu membanggakan anaknya. Beruntung jika orang tua dikaruniai anak yang berbakat. Pakar keberbakatan Dr. Reni Akbar Hawari mengingatkan bahwa jumlah anak berbakat tidak sampai 3 persen dari populasi anak. Angka tersebut tentu masih debatable namun perlu kita maknai bahwa anak berbakat memang sedikit jumlahnya. Yang perlu disadari lagi adalah setiap anak memang unik. Mereka lahir dengan membawa bakat dan potensinya masing-masing. Tidak ada dua orang di dunia ini yang sama persis bahkan kembar identik identik sekalipun. Tuhan Mahasempurna mendsain detail demi detai ciptaan-Nya sehingga akal manusia tidak mampu menjangkaunya. Sebagai manusia kita hanya bisa berucap “Sungguh Engkau telah menyempurnakan manusia dengan segenap perbedaan, dan semoga aku bisa belajar dari perbedaan itu”.
Untuk menghantarkan anak-anak kita ke puncak prestasi diperlukan kombinasi antara kepintaran, kecerdasan, dan bakat mereka. Kepintaran adalah kemampuan menyerap informasi. Ketika anak mampu membaca dan mengambil ilmu pengetahuan yang diserapnya, maka dia cukup pintar. Kepintaran akan berhenti di situ. Orang pintar akan banyak memiliki pengetahuan yang kadang terhambat dalam pengambilan keputusan. Kecerdasan adalah kemampuan mengelola kepintaran. Orang sukses tidak mesti pintar melainkan punya kemampuan mengelola orang pintar. Kecerdasan membuat anak kita mengetahui kepintaran orang yang cocok mengerjakan jenis pekerjaan tertentu. Sedang bakat adalah potensi bawaan yang memunculkan keunikan. Orang berbakat dalam bidang tertentu selalu bisa menghadirkan perbedaan. Dia bisa melihat hal yang sama tapi berpikir dengan cara yang berbeda dan unik. Ada yang berpendapat bahwa bakat bisa muncul dalam bentuk kreativitas. Kreativitas menghasilkan inovasi dalam bidangnya. Orang yang kreatif dengan mudah “stand out of the crowd”, tampil mempesona dengan penuh percaya diri.

II. Potensi Bawaan
Penemuan mutakhir membuktikan bahwa faktor pewarisan sifat-sifat manusia bukan pada kromosom yang kecil itu malah terdapat pada gen di dalamnya. DNA (Deoxyribonucleic Acid) atau Asam Deoksiribosanukleat merupakan tempat penyimpanan informasi genetik itu. Sebuah molekul DNA manusia menyimpan informasi yang sedemikian banyak dan rumit. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dalam DNA seseorang mengandung lima milyar potongan informasi yang beragam. Jika satu potong informasi yang ada dalam gen manusia dibaca setiap detik- tanpa henti- maka dibutuhkan waktu seratus tahun sebelum proses pembacaan itu selesai. Jika informasi dalam DNA itu dijadikan buku-buku, lalu ditumpuk maka tingginya akan mencapai tujuh puluh meter.
Potensi bawaan (Innate potential) seseorang akan bakat, kecerdasan,dan kecenderungan memang diakui keberadaannya. Masing-masing orang akan menampilkan perfomanya tidak akan lepas dari seputar potensi bawaannya. Persoalannya, tidak mudah melihat bakat seseorang tanpa kesungguhan dan konsistensi pengamatan serta pengukuran yang akurat. Jadi bakat bawaan setiap insan tidak lagi diperdebatkan ada dan tidak adanya, namun bagaimana melacak bakat bawaan itulah ikhtiar yang harus dilakukan. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi maka upaya mencari model penelusuran bakat terus disempurnakan oleh para ahli yang berkompeten.
Harus diakui bahwa pendekatan terhadap potensi bawaan anak di Indonesia masih menggunakan teori Renzulli. Di sana dijelaskan bahwa anak yang potensi bawaannya tinggi adalah IQ di atas rata-rata. Nilai /scoring dari hasil rata-rata; verbal, logika, numeric,task commitment dan kreativitas; dari kurang dari 80 s/d di atas 140 merupakan bentuk penyamarataan potensi. Ibarat membuat rerata dari obyek satuan yang berbeda; 45 m ditambah 35 kg ditambah 50 newton sama dengan 140. Angka 140 tidak punya nama satuan karena gabungan dari tiga satuan yang berbeda. Tentu itu tidak keliru karena memang sudah berlangsung lama dan tidak ada yang memprotesnya. Akan lebih bijak apabila dengan legowo pihak pendidik dan stakeholders terkait menggunakan konsep pendekatan ilmiah yang lebih baru. Pendekatan multidimensional dan dinamis yang mampu bukan hanya menjangkau konsep gifted dari perkembangan kognitifnya melainkan dari berbagai segi.
III. Pendidikan Anak Usia Dini
Mendidik sejak dini diyakini lebih efektif dibandingkan dengan usia-usia berikutnya. Mendidik tidak saja mentransfer ilmu melainkan juga nilai-nilai. If you want some body to do or not to do you must be an example. Begitu kata pakar pendidikan. Kita akan lebih efektif jika bersedia menjadi contoh daripada sekedar memberi contoh anak-anak kita. Pendidikan yang paling bermutu diyakini bermula dari rumah. Bagaimana seorang bapak mengelola waktu untuk dirinya dan untuk keluarganya sudah cukup menjadi pelajaran “profitable time management” buat anak-anaknya. Bagaimana seorang ibu dengan sabar mengelola uang belanja terbatas yang dirasakan dampaknya oleh seluruh anggota keluarga, sudah lebih dari cukup menjadi pembelajaran ekonomi riil buat anak-anaknya.
Kedudukan sekolah adalah kelanjutan proses belajar dari rumah. Para guru ibarat derigent sebuah orchestra pembelajaran tanpa batas. Konvensi PBB tentang Hak Anak menghormati hak pendidikan sebagai hak fundamental anak. Dalam situaasi apapun menurut Pasal 29 KHA, pendidikan anak harus tetap mengacu pada norma yang berbasis kesetaraan kesempatan. Hal ini dapat dimaknai bahwa kesetaraan bukan berarti harus sama dalam memperlakukan semua anak. Mereka punya potensi yang berbeda. Mereka individu yang merdeka dan unik. Mereka punya pesona yang beraneka ragam. Menyiapkan pola didik yang variatif merupakan jawaban untuk itu semua.
Ketika anak berumur kurang dari 5 tahun perkembangan otaknya sangat luar biasa pesat begitu pula daya tangkapnya. Mereka mempunyai daya tangkap jauh lebih besar dari orang dewasa. Semua yang ada di lingkungannya akan ditangkap melalui panca indranya dengan sangat cepat. Para ahli memberi informasi bahwa di dalam otak anak seumuran itu terdapat satu triliun jaringan, dua kali jumlah jaringan yang dimiliki orang dewasa. Itulah penyebab terjadinya akselerasi kerja otak. Sel-sel otak yang disebut neuron telah terhubung dengan sel-sel lain sebelum kelahiran.Sel-sel itu mengontrol detak jantung, nafas, reflex serta mengatur fungsi-fungsi lainnya. Sel-sel tersebut memberikan sinyal-sinyal dalam dorongan elektrik yang bergerak sepanjang sel syaraf. Masing-masing sel syaraf berhubungan dengan 15.000 sel lainnya yang disebut synapse. Synapse inilah yang sering disebut sel belajar.
Beberapa penelitian menunjukkan terjadi peningkatan produksi synapse sampai tiga kali orang dewasa pada anak yang berumur 3 sampai 10 tahun. Setelah itu otak memulai mekanisme kerjanya membuang synapse-synapse yang tidak dibutuhkan. Otak akan membuang synapse yang tidak dibutuhkan berdasarkan sel-sel yang sering digunakan. Kalau sel itu sering digunakan akan dipertahankan sedang yang tidak akan dengan sendirinya terbuang. Begitulah prinsip daya ingat pada proses belajar yang kita alami.
Para ilmuwan berpendapat, pengalaman awal anak secara mendalam akan memicu otak dalam mengubah pola pikir tentang kebutuhan-kebutuhan anak. Selain itu kapasitas individu untuk belajar dalam berbagai latar bergantung pada hubungan dengan alam atau bakat (nature) dan pengasuhan atau pendidikan (nuture) yang diberikan. Otak manusia terkonstruksi dalam cara-cara yang kompleks,evolutif dan sistemik sehingga mendapatkan pengalaman dan pendidikan akan lebih efektif jika pada tahun-tahun pertama kehidupan. Anak-anak pada usia itu biasa memberikan respons yang asertif, menantang dan punya sifat ingin tahu yang tinggi. Cara paling baik mengembangkan jaringan-jaringan otak belajar tadi dengan menyediakan kebutuan dan keperluan mereka. Lingkungan yang aman dan dipenuhi oleh orang-orang yang memberikan tanggapan terhadap kebutuhan anak akan memungkinkan optimalnya perkembangan proses belajar.

IV. Proses Belajar yang Memberdayakan
Siswa adalah subyek belajar. Guru/pengajar , pamong atau apapun namanya adalah fasilitator. Itu semboyan atau paling tidak istilah para tokoh aliran pemberdayaan. Saat guru bertanya “How are you? “ dan para siswa menjawab serentak “Iam fine” menunjukkan bahwa seakan jawaban yang benar adalah itu. Apa benar anak sekelas yang 30 orang keadaannya sama. Ok jika diharapkan bernilai sama, mengapa tidak ada varian jawaban seperti “Iam good”,” Iam be happy” atau semacamnya? Hal-hal serupa jamak kita temukan di kelas-kelas di lingkungan kita. Tidak salah sih namun itu akan kebawa dalam kebiasaan seterusnya bahwa berbeda sesuatu yang asing bahkan aneh.
Guru dan siswa di kelas adalah dua pihak yang terintegrasi dalam upaya membangun proses belajar yang interaktif. Kedua pihak mempunyai factor andil keberhasilan masing-masing. Guru dengan metode yang diplihnya ditambah komimen untuk sharing, sementara siswa dengan latar belakang keluarga yang memang terbiasa interaktif di rumah. Sekurang-kurangnya ada enam hal yang harus diyakini sebagai cirri belajar yang memberdayakan. Pertama hakikat pembelajaran, kedua teknik dan metode pembelajaran, ketiga prinsip pembelajaran, keempat manajemen kelas efektif, kelima teori-teori belajar dan yang keenam profesionalisme dalam pembelajaran.
Hakikat pembelajaran. Dalam banyak pengkajian timbul silang pendapat tentang hakikat belajar namun telah bisa ditarik benang merahnya. Yakni yang terpenting adalah adanya perubahan perilaku pada diri orang yang belajar. Bukan tambahnya pengetahuan melainkan perilaku yang dijadikan ukuran. “Learning always involves a change in the person who is learning,” kata Nicolich dan Wolfolk. Ada yang menambahkan bahwa; “To qualify as learning, this change must be brought about by experience, by the interaction of a person with his or environment” Jelas dari batasan itu pengalaman merupakan aspek penting dari belajar. Perubahan yang terjadi pada siswa setelah belajar harus dari pengalaman. Bukan dari mendapatkan informasi sepihak. Dengan begitu seharusnya pemberian pengalaman pada siswa didesain secermat mungkin agar bisa mengakomodir tingkat kedewasaan dan emosional siswa.
Metode pembelajaran. Di antara ragam pembelajaran yang kita fahami sekarang ini salah satunya adalah metode kontektual. Prof.Dr. Arief Rahman secara getol memperjuangkan metode ini. Dalam metode ini siswa diajarkan untuk kreatif, dimungkinkan bisa memberikan jawaban yang berbeda dengan guru. Siswa dipacu untuk mencari dan mencari daripada menerima secara sepihak dari guru. Guru dituntut untuk terbuka terhadap hal-hal yang baru dan menerima perbedaan sebagai keniscayaan. Pendekatan yang digunakan pun lebih personal dalam rangka pengembangan sosial-emosi-kognitif secara integratif. Jika metode ini dikembangkan kelak akan tercipta atmosfir kreatif pada para siswa. Persoalannya kembali pada guru dan sekolah. Siap dan bersediakah untuk sedikit lebih terbuka, proaktif dan akomodatif terhadap perubahan.
Prinsip belajar, manajemen kelas, teori-teori belajar serta profesionalisme pembelajaran adalah satu rangkaian yang tak terpisahkan. Paradigma baru pembelajaran haruslah kita sikapi secara bijak. Kebiasaan lama yang mendewa-dewakan aspek kognitif haruslah mulai dikurangi kalau tidak bisa ditinggalkan. Lebih-lebih sekarang kita ketahui bahwa hanya 20 persen andil IQ dalam keberhasilan, selebihnya ditentukan oleh EQ. Apalagi IQ tidak bisa ditingkatkan sebagaimana EQ yang bisa terus-menerus ditingkatkan secara simultan. Pendeknya perlu adanya re-orientasi proses belajar yang disesuaikan dengan keberbakantan siswa.

V. Prestasi Puncak Berawal dari Rumah
Prestasi anak adalah idaman kita sebagai orang tua. Setiap keluarga merumuskan prestasi dan idaman putranya bisa berbeda-beda. Paling tidak kita sepakat ada tiga idaman orang tua untuk anaknya. Pertama anaknya pintar, kedua sehat dan yang ketiga taat kepada orang tuanya dan agamanya. Demikian sebaliknya kita punya tiga ketakutan yakni negasi dari ketiga hal tersebut; yakni sakit-sakitan, bodoh dan nakal. Sekalipun hal tersebut bersifat umum namun prestasi macam apapun harus bermuara pada integrasi dari tiga hal itu. Di depan telah disinggung bahwa anak kita terlahir dengan membawa bakat yang berbeda. Karena potensi bawaannya berbeda tentu pemfasilitasannya pun harus berbeda guna mencapai prestasi yang optimal.
Paling gampang yang bisa kita amati dari anak kita adalah modalitas belajarnya. Dari informasi para ahli anak kita mempunyai tiga modalitas belajar; visual, auditorial dan kinestetik. Kedekatan ibu/bapak pada anaknya sangat memudahkan mengenali modalitas apa yang dimiliki anaknya. Modalitas belajar visual mengacu pada kesukaan dan kepekaan pada pengelihatannya. Indera pengelihatannya sangat dominan menerima, menyikapi dan menyimpan dibandingkan indera yang lain. Modalitas auditorial mengacu pada indera pendengarannya, dan modalitas kinestetik mengacu pada indera perabaannya. Di lapangan ditemukan ada yang sangat dominan salah satu inderanya di samping ada juga yang secara merata ketiganya. Ada pula yang dua menonjol sementara indera satunya lamban bahkan cenderung bebal. Variasi modalitas ini mesti dipahami sebagai titik tolak belajar serta acuan pemenuhan kebutuan atas rangsangan belajarnya.
Di samping mengenali modalitas belajarnya dicari pula kecerdasan majemuknya. Kecerdasan majemuk yang diperkenalkan oleh Howard Gardner meliputi delapan aspek yang sama-sama telah kita kenal. Kedelapan aspek tersebut berturut-turut adalah; Logika Matematika, Bahasa, Intrapersonal, Interpersonal, Kinestetik Jasmani, Visual Ruang, Musikal dan Naturalis. Dengan mengetahui kecerdasan mana yang menonjol dapat dengan lebih presisif mengarahkan, memilihkan kursus dan ketramplan yang menunjang. Di lapangan terbukti orang-orang sukses yang tidak ada hubungannnya dengan education-backgroun-nya ternyata bakatnya memang sesuai dengan prestasinya sekarang. Itulah sebabnya banyak orang berpendapat bahwa prestasi puncak berasal dari rumah dengan menemukan bakatnya.

VI. Langkah Arif untuk Anak Kita
1. Kita bersegera menemukan Modalitas Belajar anak-anak kita
2. Kita bersegera menemukan Kecerdasan Majemuknya
3. Kita berusaha untuk tidak membanding-bandingkan prestasi mereka
4. Kita berdayakan Kecerdasan yang menonjol dengan memfasilitasinya
5. Kita iringi doa demi doa agar mereka bisa meraih impannya

sumber : http://konsultasi.dmiprimagama.com

Sekolah Menengah Atas

Sekolah menengah atas (SMA) merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 diatur tentang pendidikan menengah yaitu: Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Prosedur Operasi Standar (POS) & Tata-Tertib Ujian Nasional 2012/2013

Berikut ini Prosedur Operasi Standar (POS) & Tata-Tertib Ujian Nasional 2012/2013 : Download Disini :
- POS UN SMP/MTs dan yang sederajat, SMA/MA/SMK dan yang sederajat Tahun 2013
- Tata Tertib Pengawas UN

Kisi-Kisi Ujian Nasional 2012/2013

Berikut ini kisi-kisi Ujian Nasional (UN) Tahun Ajaran 2012/2013
SK-Kisi-Kisi-tahun-2012-2013.pdf &
Kisi-Kisi-SMP-SMA-SMK-PLB-tahun-2012-2013.pdf

Permendikbud Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kriteria Kelulusan dan Penyelenggaraan Ujian Nasional

Permendikbud Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah /Madrasah / Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional, dapat diunduh pada lampiran di bawah ini:
Download Disini Permendikbud Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik

Jadwal Ujian Nasional SMA/MA/SMK 2012/2013

SMA dan MA

No
Hari dan Tanggal
Jam
Mata pelajaran
Program
IPA
Program
IPS
Program Bahasa
MA Program Keagamaan
1.
UN
Senin, 15 April 2013
07.30 – 09.30
Bahasa
Indonesia

Bahasa
Indonesia

Bahasa
Indonesia

Bahasa Indonesia

UN Susulan
Senin, 22 April 2013

2.
UN
Selasa, 16 April 2013

07.30 – 09.30
10.30 – 12.30
Fisika
Bahasa
Inggris
Ekonomi
Bahasa
Inggris
Bahasa Asing
Bahasa Inggris

Tafsir
Bahasa Inggris

UN Susulan
Selasa, 23 April 2013
3.
UN
Rabu, 17 April 2013
07.30 – 09.30
Matematika
Matematika
Matematika
Matematika
UN Susulan
Rabu, 24 April 2013
4.
UN
Kamis, 18 April 2013
07.30 – 09.30
10.30 – 12.30
Kimia
Biologi

Sosiologi
Geografi

Antropologi
Sastra Indonesia
Fikih
Hadis

UN Susulan
Kamis, 25 April 2013

SMK
No
Hari dan Tanggal
Jam
Mata pelajaran

UN: Senin, 15 April 2013
07.30 – 09.30
Bahasa Indonesia
UN Susulan: Senin, 22 April 2013

UN: Selasa, 16 April 2013
07.30 – 09.30
Bahasa Inggris
UN Susulan: Selasa, 23 April 2013

UN: Rabu, 17 April 2013
07.30 – 09.30
Matematika
UN Susulan: Rabu, 24 April 2013

Kelemahan Guru dalam Mengajar


Tulisan ini bukan merupakan kesimpulan atas kinerja guru secara umum, tetapi hanyalah merupakan temuan penulis selama melaksanakan supervisi kunjungan kelas pada beberapa sekolah yang menjadi binaan penulis ditambah dengan pengamatan penulis pada saat mengikuti kegiatan lesson study MGMP Bahasa Inggris beberapa waktu yang lalu. Sengaja diberi judul demikian karena yang akan dipaparkan adalah kelemahan-kelemahan yang nyata ditemukan penulis. Hal ini dimaksudkan agar bisa menjadi input bagi para guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajarannya.
Dari pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dapat dikemukakan beberapa kelemahan antara lain :
  1. Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam dokumen tersebut tidak hanya berisi kompetensi apa yang akan dicapai tetapi juga memuat secara rinci berapa lama waktu tatap muka dilakukan. Bahkan dirinci pula berapa menit kegiatan awal untuk melaksanakan kegiatan rutin, apersepsi dan penjajagan untuk mengenal bekal awal siswa. Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti, dan rincian waktu untuk kegiatan akhir. Dalam RPP juga tercantum secara jelas alat bantu mengajar apa yang diperlukan dan sumber belajar apa yang digunakan. Demikian pula di dalam RPP juga telah dicantumkan rencana kegiatan penilaian yang merupakan upaya untuk mendapatkan umpan balik keberhasilan guru dalam mengajar.Kenyataannya RPP tidak difungsikan, bahkan ada guru yang mengajar tanpa bertpedoman pada RPP. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah.
  2. Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar. Alat bantu mengajar sangat diperlukan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa mengetahui secara nyata melalui benda-benda yang nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan tidak hanya berupa verbal, dan bisa mengatasi kesenjangan komunikasi guru dengan siswa. Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah-dan ceramah saja.
  3. Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. Pengetahuan ten tang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru untuk menetapkan strategi mengajar, bahkan untuk mengajukan pertanyaanpun diperlukan pemahaman tentang kemampuan awal siswa. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini guru dapat membantu siswa memperlancar proses pe,mbelajaran yang dilkukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa. Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasarat pengetahuan sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan kesultan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa. Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yangs edang dibahas oleh guru cenderung berperilaku “menyimpang” seperti: melamun, menulis atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.
  4. Penggunaan papan tulis yang kurang tepat. Pada umumnya guru langsung memulai pelajaran tanpa menuliskan Pokok persoalan yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya. Penulisan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran ini bergna sebagai kontrol bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar tidak keluar dari jalur. Kecenderungan lainnya adalah penggunaan papan tulis yang kaacau. Siswa tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, dan untuk apa hal itu dibahas. Guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap siswa dan tidak disimpulkan.
  5. Tidak melaksanakan evaluasi. Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak melaksanakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertguna bagi guru untuk mengetahui seberapa besar keefektifan pembelajaran yang dilakukannya. Dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir kegiatan /bahasan akan bisa mendeteksi siswa mana yang masih kesulitas dan pada bagian apa siswa merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam membantu siswa
Apabila 5 macam kelemahan guru ini dapat diperbaiki, maka peoses pembelajaran akan menjadi lebih bermutu dan muaranya nanti pada hasil belajar yang lebih baik. Perubahan pada kelima kelemahan tersebut tidak memerlukan biaya. Yang diperlukan hanyalah kesadaran diri untuk memberikan yang terbaik kepada siswa. Kepala sekolah dapat berperan dalam perbaikan proses pembelajaran ini dengan cara lebih sering melaksanakan supervisi kunjungan kelas.
Sumber dari : http://www.pusatartikel.com/

Guru


Definisi guru diatur dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Pasal 1 ayat 1)
Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya.
Guru terdiri dari guru pegawai negeri sipil (PNS) dan guru bukan pegawai negeri sipil. Guru bukan PNS dapat melakukan penyetaraan angka kredit fungsional guru. Penetapan jabatan fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan angka kreditnya, bukan sebatas untuk memberikan tunjangan profesi bagi mereka, namun lebih jauh adalah untuk menetapkan kesetaraan jabatan, pangkat/golongan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sekailgus demi tertib administrasi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil.

Jumat, 08 Maret 2013

Strategi Pendidikan Menyiapkan Tenaga Terampil

Jakarta—Pendidikan berperan penting dalam membangun daya saing bangsa, mengurangi kemiskinan , dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran penting pendidikan dalam pengembangan ekonomi di Indonesia terutama untuk menyediakan tenaga kerja terampil.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan tantangan dunia pendidikan ke depan semakin besar. Dia menyebutkan, berdasarkan prediksi McKensey (2012), kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia akan meningkat dari 55 juta pada 2012 menjadi 113 juta pada 2030. “Pemerintah telah memfomulasikan sejumlah kebijakan strategis untuk menjawab tantangan ini, dua tahun lebih awal dari laporan itu (McKensey),” katanya pada Indonesia Summit 2013 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Mendikbud menyebutkan, kebijakan pertama adalah meningkatkan wajib belajar dari sembilan tahun menjadi 12 tahun melalui pendidikan menengah universal. Targetnya adalah meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) sekolah menengah menjadi tidak kurang dari 97 persen. “Dan tidak ada lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke SMA,” katanya.

Kebijakan kedua, lanjut Mendikbud, adalah meningkatkan akses ke pendidikan tinggi yang mengacu pada Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Undan-undang itu menyatakan, pemerintah wajib menyelenggarakan sedikitnya satu akademi komunitas di setiap kabupaten. Selain itu, setidaknya ada satu universitas dan politeknik di tiap provinsi. “Ditargetkan akan dibangun 850 akademi komunitas pada 2025,” katanya.

Undang-undang itu, kata Mendikbud, juga menyebutkan, pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan bantuan operasional bagi perguruan tinggi negeri (PTN) untuk meringankan beban mahasiswa. “Dan sedikitnya 20 persen mahasiswa baru di PTN berasal dari keluarga tidak mampu. Targetnya APK pendidikan tinggi mencapai 53 persen pada 2025,” katanya.

Mendikbud melanjutkan, strategi ketiga adalah merevisi kurikulum untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Kurikulum baru ini, kata Mendikbud, disusun untuk menyiapkan peserta didik menguasai keterampilan di abad 21. “Abad di mana kreativitas dan inovasi menjadi aset utama bagi seseorang untuk menghadapinya,” katanya.

Menteri Nuh menjelaskan, kurikulum baru ini menggunakan metode pendekatan saintifik. Suatu pendekatan siswa harus aktif terlibat dalam mengamati, bertanya, mengasosiasikan, dan melakukan eksperimen. “Diharapkan, proses pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas peserta didik,” ujarnya. (ASW).

Tanamkan Wawasan Kebangsaan Sejak Dini

Bangkok, Thailand -- Wawasan kebangsaan perlu ditanamkan sejak dini. Bagi sekolah Indonesia luar negeri (SILN), pendidikan cinta tanah air ini menjadi sangat penting. "Tentunya, agar peserta didik yang tumbuh di 'tanah orang' tidak kehilangan identitasnya sebagai warga negara Indonesia," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Lydia Freyani Hawadi usai mengunjungi Taman Kanak-kanak di Sekolah Indonesia Bangkok, di sela-sela Kegiatan Pertemuan Koordinator Pendidikan untuk Semua (PUS) di Bangkok, Thailand, Rabu(27/2).

Lydia menyatakan wawasan kebangsaan harus menjadi salah satu prioritas di SILN, terutama pada PAUD. Dengan demikian anak-anak Indonesia yang tumbuh di luar negeri tidak kehilangan identitasnya sebagai warga negara Indonesia (WNI).

Menurut Dirjen PAUDNI anak-anak taman kanak-kanak di Bangkok banyak yang tidak mengenal Presiden Indonesia. Mereka juga tidak hafal lagu-lagu kebangsaan Indonesia, ujarnya. Meski demikian, apa yang ia amati tersebut terjadi bukan karena kesadaran akan pendidikan wawasan kebangsaan telah luntur.

Hal itu terjadi tidak lain karena para pendidik PAUD di SILN belum mendapatkan pelatihan dan informasi yang memadai dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Hal ini diakui Lydia menjadi tanggung jawab pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemdikbud.

"Banyak dari para pendidik PAUD tersebut adalah para sukarelawan. Mereka belum mendapatkan pelatihan dan tidak memiliki latar belakang pendidikan PAUD atau psikologi," ujarnya. Oleh karena itu Kemdikbud akan mengupayakan agar program pelatihan dapat menjangkau pendidik PAUD di SILN. (NW, sumber: paudni.kemdikbud.go.id)

Master Teacher Jadi Konsep Pelatihan Guru untuk Hadapi Kurikulum 2013

Jakarta - Konsep pelatihan para guru dalam menghadapi kurikulum 2013 akan dilakukan dengan menggunakan metode master teacher. Guru-guru berprestasi dan memiliki skill atau kemampuan mengajar yang baik akan dilatih terlebih dahulu untuk kemudian menyampaikan ilmu yang didapat kepada guru yang lain. "Bisa guru juara lomba nasional, guru teladan nasional, guru terbaik di sekolah-sekolah swasta, negeri, sekolah internasional, ada juga sebagian dosen dan praktisi sebagai pelatih. Mereka yang akan memberikan pelatihan ke guru-guru yang akan menjadi master teacher," jelas Mendikbud Mohammad Nuh di ruangannya, pada Selasa (11/12) lalu.

Tiga hal yang penting dalam pelatihan guru ini adalah materi pelatihan, target guru yang dilatih, dan metode pelatihan yang digunakan. Guru yang mendapat prioritas pelatihan adalah guru kelas I, IV, VII, dan X dengan materi seputar konsep kurikulum baru. "Sebenarnya, opsinya kan ada beberapa terkait teknis pelaksanaan. Tetapi, kemungkinan besar adalah diterapkan pada kelas I, IV, VII, dan X," ujar Menteri Nuh.

Ia menjelaskan, setiap pelatihan nantinya akan selalu ada pre-test dan post test. "Dari situ kita lihat master teacher terbaik. Sehingga kita punya stok master teacher," katanya. Salah satu tujuan konsep master teacher ini adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri guru, dan memotivasi guru  untuk berprestasi.

Guru-guru yang akan dipilih untuk mengikuti pelatihan menjadi master teacher tidak hanya berasal dari kota besar, tetapi juga dari tingkat kabupaten. "Kita ingin membangun atmosfer supaya guru berlomba untuk berprestasi. Karirnya tidak hanya berupa tunjangan profesi, pangkat, tapi ada status yang lain, yaitu master teacher," tutur Menteri Nuh.

Pelatihan guru akan dilakukan secara paralel dengan pelatihan master teacher, yaitu berupa angkatan. "Begitu angkatan satu master teacher selesai dan dinyatakan qualified, dia langsung terjun ke lapangan, training guru-guru di mana-mana," terang Mendikbud. Sementara angkatan master teacher yang pertama melakukan pelatihan untuk guru-guru, pelatihan angkatan kedua untuk master teacher terus dilakukan, dan seterusnya. Dalam menjalankan pelatihan guru tersebut, Kemdikbud akan terus menjamin quality control para guru yang menjadi peserta pelatihan. (DM)

                                                                                                                           http://kemdikbud.go.id

Rabu, 06 Maret 2013

Buat Kartu Peserta Ujian dengan Menggunakan Fasilitas Mail Merge, Cepat , Mudah, & Rapi

Berikut ini saya akan berikan langkah-langkah membuat kartu ujian dengan mail merge dengan cara yang lebih mudah. Mail merge adalah fasilitas Office Word yang biasanya digunakan untuk membuat surat dengan satu dokumen induk dan digabungkan dengan file database. Hal ini untuk memudahkan  pengguna ketika menulis surat yang ditujukan ke banyak pihak penerima surat, karena dengan menggabungkan satu dokumen induk yang sama kita dapat mencetak surat dengan tujuan penerima yang berbeda sesuai dengan isi databasenya. Database surat pada umumnya berisi nama, alamat, kota dan kode pos. Namun dalam penggunaan praktisnya, fasilitas mail merge pada Microsoft Word 2007 , Microsoft Word 2010, Microsoft Word 2013 juga dapat digunakan untuk penggunaan lainnya, seperti pembuatan kartu peserta ujian, sertifikat penghargaan, penulisan laporan hasil belajar dan lain-lain dokumen sejenisnya. Berikut ini langkah-langkah mudah yang penulis praktekkan ketika membuat kartu peserta ujian kenaikan kelas.
Langkah-langkah pembuatan Kartu Peserta Ujian Semester :
Buat file database yang akan dibutuhkan dalam pembuatan kartu ujian, seperti No Ujian, Nama Peserta, Kelas, Ruang . 

Kemudian buat layout kartu ujian dokumen induk dengan menggunakan Microsoft Word 2007. Kemudian simpanlah menggunakan nama yang mudah dikenali pada folder yang biasa kita gunakan seperti pada contoh berikut .
Masukkan database excel yang dibuat tadi dengan mengklik icon Select recipients-Use exiting.
pilih file excel yang telah dibuat tadi.

Perhatikan table yg dipilih.
Memasukkan data menggunakan mailings
Massukan kode mailing seperti gambar, jangan lupa menambahkan rules next record agar data bisa beralih ke baris bawahnya menggunakan next recort.
Tata halaman yang akan dicetak menjadi seperti ini agar bisa urut :
Untuk kartu nomor terakhir next record g usah dipake , agar dalam pencetakan kartu bisa berlanjut sesuai keinginan.

untuk mencetak nomor kartu 1-250 lakukan langkah-langkah berikut :


Tampilan hasil cetakan pada halaman pertama :

File contoh pembuatan bisa di download disini : File Kartu Ujian & Database Kartu ujian

Kurang jelas lihat / download tutorial video pembuatan kartu ujian berikut :

Sekian semoga bermanfaat :)